Senin, 03 Mei 2010

ruwet kayak cawet

Oke oke. Well, aku nggak tahu harus dimulai darimana. Ini sudah terlalu dalam dan terlalu ruwet seperti sarang semut versi dosen mata kuliah perancangan dan perencanaan trimatra gue. Harusnya sih ini nggak perlu dishare lewat blog ini. Aku sadar soal itu, itu suatu hal yang berlebihan untuk nge-share hal pribadi lewat blog. Karena belakangan banyak berita penyelewengan berita lewat dunia maya. Tapi buat gue kalau emang itu suatu hal yang bikin gue lega dan get well my heart soon, itu oke oke aja. Yang penting rahasia terjaga (gue nggak terang terangan nyebutin inisial manusia itu di dunia penge-blog-an ini) dan kalau ada orang yang tersebut diatas membaca blog gue atau setidaknya berniat membaca blog gue itu bukan salah gue—tapi emang orang itu aja yang iseng iseng baca blog ini dan merasa dirinya dicantumkan dalam blog ini. Dan ngapain juga kalau orang yang udah nggak perduli sama kita tapi masih membaca blog pribadi kita? Bukankah artinya dia masih perduli dan masih ingin tahu seluk beluk peristiwa yang setiap hari kita alami? Sekali lagi itu bukan salah gue.
Hati gue belakangan ini nggak enak alias eneg banget sama hidup gue. Adanya males malesan. Males mikir, males ngapa ngapain, males inget inget, pokoknya semua hal diawali dengan kata ‘MALAS’. Makanya mungkin, walau kemungkinan itu kecil, dengan nulis hal ini gue lebih lega dan mungkin bisa ngelupain masalah ini untuk sebentar. Kalau bisa ngelupain untuk selamanya. Ngelupain yang namanya dikhianati. Ngelupain seluruh perbuatan orang itu. Terlebih kelakuan jahat orang itu dan hanya mengingat perbuatan baik orang itu. Orang itu baik. Orang itu tulus sepertinya. Tapi kedepannya mungkin tidak bisa seperti itu. Mungkin gue harus ngedelete itu semua, mungkin udah nggak ada nama gue di dalam kontak handphone orang itu kali alias udah di remove dalam bahasa facebooknya. Haha. Itu yang harus gue hadapi. Tapi semua orang itu nggak jelek jelek in gue di depan orang lain. Please. Gue nggak pernah jelek jelekin orang itu.
Ya. Kalau ada masalah bukannya sebaiknya di omongi dengan orang yang berkepentingan ya? Jangan malah menjauhi masalah, menganggap semua sudah beres—kecuali dia memang sudah menganggap itu semua beres. Haha. Hati orang mana ada sih yang tahu—tapi setidaknya pikirkan juga hati orang lain juga dong, apakah orang lain itu juga bisa menganggap masalah tersebut beres? Yang jelas sih hati gue sampai sekarang belum beres. Karena semua belum clear. Karena orang itu belum berani dateng terang terangan di hadapan gue, ngomongin duduk perkaranya, dan ngelarin semua hingga finish. Dan setelah itu mungkin orang itu akan benar benar nge-remove gue dari friendlist-nya atau setidaknya masih mau menganggap gue ada. Yang pasti beresin masalah dulu deh, setelah di omongin kan bisa enaknya bagaimana. Jangan sampai lo ngelakuin suatu hal yang membuat orang lain terusik kehidupannya. Kecuali lo orang freak. Yang nggak mikirin perasaan orang lain.
Haha. Sudahlah. Itu semua sudah lewat. Gue udah dapet pahit pahitnya di khianati oleh orang yang udah gue percaya. Kalau orang itu juga jelek jelekin gue di hadapan orang lain apa gue nggak tambah sakit. Padahal awalnya gue sudah melupakan hal yang orang itu anggap ‘iseng’ tapi kalau dia nambah nambahi jelek jelekin gue, gue nggak pikir dan speechless jadinya.
Gue nggak bermaksud apa apa nulis catatan ini. Gue Cuma pengen nulis. Itu aja dan nggak dilebih lebih dan dikurang kurangi. Kalau orang itu baca jangan salahkan gue salah sendiri buka web pribadi gue. Buat apa ngecek in posting-an terbaru gue? Kalau lo udah nggak perduli sama gue. Dan kalau ada orang lain baca posting ini anggap aja gue lagi berotak kecil yang masalah yang seharusnya kecil menjadi besar. Ya karena gue anggap ini besar karena masalah persahabatan. Gue dari dulu selalu takut kehilangan sahabat. Gue nggak mau punya musuh walau terkadangan omongan gue nggak punya rem. Buat orang lain yang baca semoga di postingan setelah ini hati gue sudah baikan dan bisa nge-share hal nggak penting lainnya tapi menarik =D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar